Selasa, 01 Februari 2022

MACAM WADAH PEMELIHARAAN LARVA IKAN NILA

Pemeliharaan larva ikan umumnya dilakukan di bak fiberglass, akuarium, dan bak terpal plastik. Wadah pemeliharaan larva ikan tersebut ditempatkan dalam ruangan yang terlindungi seperti di hatchery atau ruangan sederhana yang tertutup rapat sehingga bisa mencegah gangguan dari lingkungan luar seperti perubahan suhu, cuaca, curah hujan, angin, dan hama predator.

Pemeliharaan larva ikan dilakukan selama 21-30 hari atau jika benih ikan telah mencapai ukuran 3/4 - 1 inci/ekor. Benih ikan yang telah mencapai ukuran 1 inci selanjutnya didederkan ke kolam atau bak yang lebih luas.

Pemeliharaan larva di bak fiberglass

Fiberglass yang umum dipakai untuk pemeliharaan larva/benih ikan berukuran panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,5 m atau bak fiberglass bulat berdiameter 1,5 m. Bentuk bak fiberglass ada yang bulat/oval atau empat persegi. Untuk jumlah larva ikan sebanyak 200.000 ekor, diperlukan bak fiberglass sebanyak 12 buah. Tinggi air pada bak pemeliharaan berkisar 30-40 cm.

Bak Fiberglass

Bak fiberglass bisa diperoleh dengan membeli di toko akuarium atau di toko alat-alat perikanan. Bak fiberglass tergolong praktis dan mudah dalam pengelolaannya dan bisa dipindah-pindahkan. Namun, harga sebuah bak fiberglass masih terbilang mahal.

Seperti halnya di akuarium, pemeliharaan larva di bak fiberglass juga ditempatkan di dalam ruangan yang tertutup rapat dan terlindung. Tujuannya untuk mempertahankan suhu air dan suhu ruangan tetap stabil. Pada bak fiberglass juga dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.

Pemeliharaan larva di akuarium

Selain berfungsi sebagai tempat penetasan telur, akuarium juga berfungsi sebagai tempat pemeliharaan larva sampai larva berkembang menjadi benih dengan ukuran tertentu atau berukuran 3/4-1 inci/ekor. Akuarium yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva ikan antara lain berukuran panjang 80-100 m, lebar 40-60 cm, dan tinggi 40 cm. Akuarium ukuran tersebut dapat diisi dengan larva ikan sebanyak 5.000 ekor.

Akuarium sebagai tempat penetasan telur dan pemeliharaan larva

Untuk larva sebanyak 200.000 ekor, diperlukan akuarium sebanyak 40 buah. Namun, jumlah akuarium yang dibutuhkan tergantung dari larva yang akan dipelihara.

Akuarium-akuarium tersebut disusun dan diletakan pada rak-rak yang dibuat dari besi atau kayu. Setiap akuarium dilapisi dengan styrofoam atau gabus yang berfungsi untuk mencegah retak dan pecahnya akuarium. Jumlah akuarium yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah telur dan larva yang akan dipelihara. Setelah menetas menjadi larva, benih tersebut kemudian dijarangkan menjadi beberapa akuarium. Pada setiap akuarium dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.

Pemeliharaan larva di bak semen

Bak pemeliharaan untuk larva ikan dapat terbuat dari bak semen. Pemeliharaan larva ikan di bak semen hendaknya dilakukan setelah benih mulai makan cacing sutera atau sekitar umur 10 hari dari penetasan. Jika pemeliharaan larva dilakukan setelah larva menetas (umur 1 hari) tingkat kematian atau mortalitas benih sangat tinggi.

Bak semen untuk pemeliharaan larva ikan tersebut hendaknya ditempatkan di dalam ruangan tertutup dan terlindung. Tujuannya untuk mempertahankan suhu air dan ruangan tetap stabil. Jika pemeliharaan larva berada di ruang terbuka, maka pada wadah pemeliharaan tersebut di atas dan dindingnya diberi penutup atau pelindung berupa tutup plastik agar suhu di dalam wadah pemeliharaan tetap stabil. Pada bak semen tersebut dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan pemanas air (heater).

Bak semen yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva ikan berukuran lebar 1 m, panjang 2-4 meter dan tinggi 0,8 m. Bak pemeliharaan dilengkapi dengan saluran pemasukan atau pengeluaran yang terbuat dari pipa paralon. Fungsi kedua seluran tersebut adalah untuk memudahkan pengeringan dan pengisian air. Tinggi air pada bak pemeliharaan larva ikan dapat diatur mulai dari 20-50 cm. Pemeliharaan larva ikan di bak semen dilakukan sampai dengan benih ukuran 3/4-1 inci/ekor. Setelah benih mencapai ukuran tersebut, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lebih luas.

Pemeliharaan larva di bak terpal plastik

Terpal plastik bisa dijadikan sebagai alternatif tempat pemeliharaan larva ikan. Metode pemeliharaan pada terpal sudah banyak dipakai oleh para pembudidaya patin karena praktis dalam pengelolaannya dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Bak terpal plastik yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva ikan berukuran 2 m x 1 m x 0,5 m. Pembuatan bak terpal adalah dengan membuat rangka bak dari bahan kayu, kemudian sebagai dasar bak serta sisi-sisi dinding bak digunakan plastik terpal. Bak terpal plastik untuk pemeliharaan larva, ditempatkan dalam ruangan yang tertutup rapat dan terlindung seperti di hatchery.

Padat penebaran larva di bak terpal plastik adalah 40 ekor/l. Untuk jumlah larva ikan sebanyak 200.000 ekor, diperlukan bak terpal plastik sebanyak 12-14 buah. Waktu pemeliharaan larva ikan di dalam bak terpal plastik yaitu 21-30 hari atau jika benih ikan telah mencapai ukuran 3/4-1 inci/ekor. Selanjutnya, benih dipindahkan atau didederkan lebih lanjut ke kolam lain yang lebih luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar