Sabtu, 04 Mei 2019

PEMBESARAN GURAMI

Seperti pada pendederan, pembesaran ikan Gurami sebaiknya dilakukan secara bertahap, pentahapan ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko kehilangan ikan terutama oleh hama dan penyakit atau sebab-sebab lain misalnya kualitas air. Dengan pentahapan ini pertumbuhan ikan Gurami juga akan lebih cepat karena kolam dapat segera diolah kembali, sehingga akumulasi bahan organik di dasar kolam dapat segera diatasi dengan cara pengapuran, pengolahan tanah dasar, dan pengeringan. Dengan demikian kualitas air dapat terjaga dengan baik, sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan.

Pembesaran Secara Monokultur

Pemeliharaan secara monokultur adalah pemeliharaan ikan di mana dalam satu kolam hanya dipelihara 1 jenis ikan saja. Kolam yang digunakan untuk pembesaran ikan Gurami tidak berbeda dengan kolam pembesaran yang dipakai untuk ikan lainnya. Konstruksi kolam untuk ikan Gurami sama seperti kolam-kolam yang dipakai pembesaran ikan yang lain. Caren dibuat hanya untuk mempermudah pengurasan ikan, tetapi caren ini bukan sebagai tempat untuk berkumpulnya ikan pada saat panen, karena panen ikan Gurami dilakukan dengan menggunakan jaring.

Tata laksana pemeliharaan (pembesaran) ikan Gurami dengan sistem monokultur adalah sebagai berikut:
  1. Persiapan kolam dilakukan dengan pengapuran setelah kolam dikuras, dosis kapur (CaCO2) yang digunakan adalah 200 gr/m².
  2. Pengolahan tanah dasar dilakukan dengan membalik atau mencangkul tanah dasar, memperbaiki pematang dan lain-lain, kemudian kolam dikeringkan.
  3. Setelah pengapuran dan pengolahan tanah dasar selesai dilanjutkan dengan pemupukan. Pupuk yang dilakukan adalah pupuk organik (pupuk kandang/kotoran ayam) sebanyak 0,5 kg/m² dengan cara disebar merata atau dionggok-onggokkan begitu saja.
  4. Langkah berikutnya adalah pengisian air. Jumlah air yang dimasukkan atau ketinggian air yang diinginkan tergantung dari ukuran benih yang ditebar. Semakin besar ukuran benih, maka semakin tinggi air yang dibutuhkan.
  5. Untuk mempercepat tumbuhnya plankton hijau, dapat diberikan pupuk TSP atau SP 36 sebanyak 10 – 20 gram/m² dengan cara dilarutkan lebih dahulu dalam wadah kemudian disebar merata, atau dimasukkan ke dalam kantong dari kain dan digantung di bawah permukaan air, dekat dengan saluran permukaan air.
  6. Penebaran benih ikan dilakukan sekitar 5 hari setelah kolam diisi air, penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
  7. Pakan diberikan berupa daun-daunan, pellet atau kombinasi dari keduanya. Bila pakan dalam bentuk pellet dosisnya adalah 3% dari berat total populasi per hari diberikan 3 kali sehari. Dalam bentuk daun-daunan diberikan secara ad libitum pada pagi hari. Bila menggunakan kombinasi keduanya, dosis pellet 2 % diberikan pagi dan siang hari dan daun-daunan 10 % diberikan pada sore hari, pada pagi hari berikutnya sisa daun-daunan yang berupa tangkai daun diambil/dibersihkan.
  8. Pada usaha pembesaran ikan Gurami sering dijumpai pembudidaya memasukkan daun lampesan (Anisomeles indica). Daun lampesan ini dapat menyuburkan kolam sekaligus dapat menaggulangi penyakit/parasit yang sering menyerang ikan Gurami. Daun lampesan ini sebelum dimasukkan dilayukan terlebih dahulu, dan jumlahnya 1 – 2 kg/10 m², diberikan 2 sampai 3 kali selama pemeliharaan.
  9. Pada pembesaran ikan Gurami, sebaiknya setelah 3 atau 4 kali masa panen dasar kolam harus direklamasi, tanah dasar yang berupa lumpur (karena terjadinya endapan) harus diangkat/dibuang kemudian dikeringkan secara sempurna. Endapan lumpur ini merupakan bahan organik yang menumpuk dan bila terlalu banyak akan menghasilkan gas-gas yang tidak diperlukan/diinginkan misalnya NH3, H2S yang dalam jumlah tertentu menjadi racun bagi ikan. Disamping itu akumulasi bahan organik dapat memperbesar peluang, berkembangnya organisme pathogen (penyebab penyakit).
Masa pemeliharaan untuk masing-masing tahapan pembesaran ikan Gurami adalah 4 – 5 bulan. Panen ikan dilakukan dengan cara mengurangi ke dalam air kolam, tidak perlu dikuras habis. Kemudian ikan-ikan digiring dengan jaring yang diberi pemberat berupa rantai besi menuju ke salah satu sudut atau pojok kolam. Kemudian ikan-ikan tersebut ditangkap dengan tangan satu per satu dan dimasukkan ke dalam brokoh, jerigen atau drum yang bersisi air, yang telah dipersiapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar