Minggu, 12 Agustus 2018

PEMBENIHAN GURAMI

Ikan Gurami (Osphronnemus gourami Lac) di alam merupakan ikan rawa yang memiliki bentuk pipih, badannya tertutup oleh sisik yang berukuran besar dan teratur (termasuk jenis sisik stenoid), agak kasar, serta kuat. Panjang tubuhnya sampai pangkal ekor kira-kira 3 – 4 kali dari tinggi badannya dengan kepala lancip selagi muda dan tumpul setelah dewasa. Sirip punggung panjang dan lebar, setiap ekor ujungnya membulat, sirip dubur panjang dan lebar. Sirip perut dengan jari-jari yang berubah menjadi alat peraba memanjang seperti benang atau tali. Bentuk demikian menunjukkan bahwa ikan Gurami merupakan penghuni air tenang dan dalam.
Ikan Gurami mempunyai satu ciri khas yaitu adanya organ pernafasan tambahan selain insang yang disebut dengan labirin. Labirin mempunyai pembuluh darah kapiler yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara yang ada di ruangan labirin. Udara ini diambil pada saat ikan muncul di permukaan air dan udara tersebut ditelannya dan disimpan dalam rongga labirin.
Adanya alat pernafasan tambahan memungkinkan ikan Gurami dapat hidup di perairan yang kekurangan oksigen tetapi jika ikan Gurami tidak mempunyai kesempatan untuk menghirup udara bebas misalnya permukaan air tertutup sama sekali sehingga di atas permukaan air tidak ada ruangan udara maka ikan ini akan mati.
Kolam Pembenihan Gurami
Usaha produktif induk ikan Gurami pada umur 3 – 7 tahun dengan jumlah telur berkisar antara 2.000 – 10.000 butir per ekor induk. Induk-induk ikan Gurami akan bertelur setiap ±2 bulan sekali apabila lingkungan dan pakan yang bergizi tercukupi. Induk-induk sebelum memijah akan membuat sarang terlebih dahulu. Sarang dapat terbuat dari rumput-rumputan kering, ijuk halus, serabut kelapa, atau serat karung. Bahan sarang ini disusun sedemikian rupa dan ditempatkan dalam sebuah lubang sarang yang disebut dengan “sosog”. Telur-telur yang sudah dibuahi akan disemprotkan ke dalam sarang dan selama periode pengeraman (inkubasi) akan dijaga oleh induknya hingga telur menetas (36 – 45 jam berikutnya) sampai menjadi larva yang sudah kuat untuk berenang. Larva pasca tetas masih memerlukan cadangan makanan yang berupa kuning telur yang akan habis antara 19 – 12 hari, sesudahnya benih ikan Gurami ini akan mengkonsumsi makanan yang berada di sekitarnya yang berupa pakan alami/ zooplankton.
Persentase penetasan bagi telur ikan Gurami begitu penting karena jumlah telur yang diperoleh dari seekor induk betina relatif sedikit. Di dalam usaha pembenihan pengawasan terhadap penetasan telur dan pemeliharaan larva diharapkan cukup baik karena pada tahapan ini sangat sensitif terhadap berbagai macam faktor seperti suhu, penyakit, polusi air, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar