Kamis, 08 September 2022

UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT IKAN

Tindakan pencegahan terutama ditujukan untuk mencegah masuknya wabah penyakit ke dalam tempat budi daya ikan, untuk mencegah meluasnya wilayah yang terkena penyakit, dan untuk mengurangi kerugian produksi ikan akibat timbulnya wabah penyakit.

1. Sanitasi kolam

Sanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, penjemuran, dan pengapuran bak/ kolam dengan kapur tembok Ca(OH)2 sebanyak 200 g/m yang ditebarkan merata di permukaan tanah dasar kolam dalam keadaan macak-macak. Kondisi ini dibiarkan selama 7 - 10 hari, setelah itu barulah kolam diairi dan siap ditebari ikan. Bahan lain yang bisa digunakan yaitu kalium permanganat (PK) yang ditebarkan pada kolam berair sebanyak 10 - 20 g/m3 air dan dibiarkan selama 1 jam. Ikan - ikan dimasukkan setelah air berubah normal kembali karena adanya penggantian air.

2. Sanitasi ikan tebaran

Ikan yang akan ditebarkan diperiksa dahulu, apabila menunjukkan gejala kelainan atau sakit harus dikarantina untuk diobati.  Ikan tebaran yang dianggap sehat pun harus direndam dalam larutan PK (20 g/m3 air), malachyte green (40 mg/ 10 liter air), atau dengan formalin (1 cc/10 liter air) masing - masing selama 10 - 15 menit.

Sanitasi Benih Tebar

3. Sanitasi perlengkapan dan peralatan

Perlengkapan atau peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaan suci hama, yaitu dengan cara merendamnya dalam larutan PK atau larutan kaporit selama 30 - 60 menit. Pengunjung dari luar pun tidak boleh sembarangan memegang dan atau mencelupkan bagian tubuh ke dalam media air pemeliharaan sebelum disucihamakan.

4. Menjaga lingkungan tempat budi daya

Upaya perlindungan dan gangguan hama dan parasit ikan adalah dengan menjaga lingkungan tempat budidaya dan perairan.  Pematang kolam dibersihkan dan tumbuhan air yang sering menjadi tempat persembunyian hewan darat seperti ular dan kodok. Pohon yang rindang dikurangi agar tidak menghalangi masuknya sinar matahari. Setiap kolam/bak diusahakan mendapat pemasukan air yang baru dan masih segar. Selain itu, bahan - bahan organik seperti sampah yang memungkinkan masuk ke dalam wadah budidaya dikurangi.


Kamis, 01 September 2022

TIPS DALAM USAHA BUDIDAYA LELE

1. Membuat kolam

Banyak jenis kolam yang bisa dimanfaatkan untuk memelihara lele, seperti: kolam terpal, kolam beton/cor, kolam tanah, tergantung dari konsentrasi ukuran lele yang akan dipelihara. Kolam terpal biasanya digunakan untuk lele yang berukuran kecil sekitar 2-3 s.d. 9-12 (ukuran dalam lele). Kalau ingin berkonsentrasi memelihara lele dalam ukuran yang lebih besar hingga konsumsi disarankan untuk memilih kolam tanah. Apalagi kalau memanfaatkan makanan alternatif seperti maggot (belatung) menyebabkan air di kolam terpal menjadi cepat bau karena tidak ada resapan ke tanah. Untuk ukuran kolam sebaiknya memanjang seperti 2,5 × 4 m.

2. Memilih air

Air adalah sumber utama lele untuk hidup, disarankan memilih sumber air yang baik untuk memelihara lele, dari air pula biasanya sumber pertama dari penyakit maka dari itu memilih sumber air yang baik itu penting. Diamkan (tando) air terlebih dahulu kurang lebih sekitar satu minggu agar air menjadi lebih baik dan aplikasikan obat pencegahan penyakit bisa dengan cara tradisional atau modern.

3. Memilih benih

Pastikan ketika membeli benih lele dengan orang yang dikenal dan dapat dipercaya. Dalam kegiatan para pembudidaya lele ada istilah sortiran (ayakan), kalau bisa untuk membeli benih lele harus mengusahakan membeli sortiran pertama, biasanya pertumbuhan lele sortiran pertama itu lebih cepat besar.

4. Cara memberi makan

Cukup beri lele makanan dua kali dalam sehari yaitu pagi dan malam hari, untuk pagi berilah makanan sewajarnya saja, tetapi untuk malam hari berilah makanan sampai lele benar-benar kenyang karena lele merupakan hewan yang aktif di malam hari. Logikanya lele aktif memerlukan banyak energi, ketika kekurangan energi lele menjadi lambat pertumbuhanya.

5. Rajin mensortir (memilih sesuai dengan ukuran tubuh lele)

Salah satu manfaat mensortir selain membuat lele menjadi seragam ukurannya juga mencegah kanibalisme, ingat lele merupakan hewan kanibal, mereka saling memakan apalagi ketika melihat lele yang lebih kecil, itu merupakan buruan empuk bagi lele yang lebih besar. Perhatikan juga cara mensortir yang baik. Satu hari ketika akan disortir lele jangan diberi makan terlebih dahulu ini menghindari lele menjadi muntah saat di sortir dan terjadi lecet di perut karena masih menyimpan banyak makanan di dalamnya.

6. Beri lele sentuhan kasih sayang

Tidak cukup hanya dengan teori dan ilmu yang tinggi untuk memelihara makhluk bernyawa, perlu ada perhatian khusus, kepekaan khusus, dan pengamatan khusus.

7. Perhatikan kondisi air

Air merupakan sumber dari segala penyakit, kalau kondisi air tidak baik lele mudah sekali terserang penyakit, jangan sampai air menimbulkan bau yang tidak sedap. Kalau sampai mengalami masalah yang seperti itu, segeralah ganti dengan air yang baru.

8. Jangan mudah menyerah

Tidak ada keberhasilan dilakukan dengan waktu yang singkat, di dalamnya ada proses yang dinamakan belajar, sebagai pemula jangan karena hasil tidak maksimal, kematian tinggi hingga menyebabkan putus asa, terus belajarlah pelajari dari mulai hal terkecil hingga bisa menemukan solusi dalam setiap permasalahan yang sedang dialami dalam budidaya lele. 

sumber bacaan: www.bacamedi.com