Terganggunya kesehatan ikan dapat pula diakibatkan oleh kondisi lingkungan seperti sifat fisika dan kimia air yang tidak cocok bagi ikan atau karena pakan yang tidak baik.
a. Kondisi pH
Kondisi pH yang dapat menggangu kehidupan ikan adalah pH yang terlalu rendah (sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa). Setiap jenis ikan memperlihatkan respon berbeda terhadap fluktuasi perubahan pH, dan dampak yang ditimbulkannya pun bermacam - macam. Secara spesifik, keadaan pH akan berpengaruh dalam pemijahan ikan tertentu, seperti halnya dengan diskus hanya mau kawin dalam lingkungan sedikit asam yaitu pada pH 6, sedangkan kondisi optimal untuk penetasan telurnya pada pH 5.
Di luar kondisi pH tersebut, pemijahan maupun penetasan telur diskus sering mengalami kegagalan. Oleh sebab itu, pengukuran pH untuk mengetahui pola perkembangannya perlu dilakukan agar dicapai produksi setinggi - tingginya.
b. Kekurangan oksigen
Gejala umum ikan yang kekurangan oksigen akan terlihat stres. Ikan sering muncul ke permukaan air mengambil napas langsung dari udara bebas dan berenang menghentak - hentak. Beberapa hal yang menjadi penyebab antara lain padat penebaran tenlalu tinggi, suhu tinggi, kurang atau tidak ada tanaman air sama sekali, kurang sinar matahari, dan tertimbunnya bahan organik dan sisa pakan ataupun tanaman air yang mati
Konsentrasi oksigen terlarut dalam wadah budi daya yang sangat rendah menyebabkan ikan mudah terserang penyakit dan parasit, kadang - kadang tidak mau makan, dan tidak dapat berkembang biak dengan baik terutama pada konsentrasi oksigen kurang dari 4 ppm (4 mg/liter). Oleh karena itu, tempat/wadah budi daya diupayakan tetap bersih, padat penebaran, dikurangi, kebutuhan sinar matahani cukup, tetapi intensitasnya tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. Selain itu, penambahan tanaman air atau pemasangan aerator dapat menyumbangkan oksigen. Semuanya diatur sehingga tercapai keseimbangan yang tepat antara luas wadah budi daya, jumlah ikan yang ditanam, serta unsur - unsur lain yang dibutuhkan untuk kehidupan ikan yang ada di dalamnya.
c. Keracunan
Kerugian akibat keracunan biasanya fatal karena kematian terjadi secara massal, serentak, dan berlangsung cepat sehingga tidak sempat menyelamatkan ikan dan keadaan darurat tersebut. Penyebab keracunan bisa berasal dari pakan yang busuk atau adanya gas beracun seperti gas rawa, amonia, dan asam belerang.
Kondisi yang paling berbahaya adalah keracunan pestisida. Kadang - kadang pestisida sudah tercampur pada sumber air utama yang masuk ke lokasi budi daya sehingga seluruh areal perkolaman tercemari. Apalagi kalau sistem pengairannya secara paralel, semua kolam/bak masing - masing mendapat air baru dan saluran yang sama.
Penanggulangan sementara, saluran air yang masuk ke lokasi budi daya ditutup kalau racunnya berasal dari sumber air utama. Ikan yang belum terlalu parah (belum mati) dipunguti kemudian ditempatkan di kolam lain yang terbebas dari pencemaran. Kolam yang dijadikan tempat pengungsian, airnya harus mengalir dan bersih. Sebaiknya dipasang blower kemudian segera diperiksa air di sepanjang saluran untuk mengetahui bahwa aliran air itu masih beracun atau sudah normal kembali dengan melihat kehidupan organisme air yang ada di dalamnya. Jika sudah aman, pintu air dibuka dan dibiarkan hingga larutan racun yang ada di kolam hilang oleh aliran air baru.
d. Pakan Tidak Baik
Pakan dapat menimbulkan kerugian jika menjadi sumber infeksi penyakit, terutama bila komposisi gizinya buruk, misalnya kekurangan vitamin atau mengandung bahan yang busuk dan beracun. Kualitas pakan yang buruk serta cara pemberian yang kurang tepat akan memicu peradangan yang serius pada saluran pencernaan sehingga perut ikan terlihat membengkak dan terjadi perdarahan.
Komposisi pakan yang perbandingannya tidak sesuai, misalnya kandungan lemak atau karbohidrat berlebihan, dapat mengakibatkan penimbunan lemak sehingga organ seperti hati, ginjal, maupun jantung yang merupakan alat dalam tubuh ikan tidak dapat bekerja secara sempurna karena tertutup lapisan lemak. Pada ikan dewasa kelebihan lemak akan menghambat pemijahan. Jika gejala ini belum terlalu parah, penanggulangannya dilakukan dengan menghentikan pemberian pakan beberapa hari sampai kondisi ikan normal kembali. Dampak lain terutama dan pakan yang mengandung minyak ikan sering terjadi hipervitaminosis yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, rerutama dari serangan bakteri maupun infeksi lainnya.
e. Perubahan suhu
Perubahan suhu yang mendadak mengakibatkan ikan mengalami shock dan menderita stres. Nafsu makan ikan berkurang sejalan denhgan penurunan suhu.
Aklimatisasi benih ikan sebelum ditebarkan ke wadah baru
Jika penurunannya besar dan drastis, ikan akan berhenti makan, pertumbuhannya lambat, bahkan terhambat. Sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu yang ekstrem, ikan menjadi sulit bernapas. Jika hal ini berlangsung lama, ikan menjadi sangat rentan terhadap serangan penyakit dan parasit.
Untuk mengurangi risiko fatal akibat perubahan atau perbedaan suhu, ikan yang akan dipindahkan ke tempat lain sebaiknya diberi penyesuaian (aklimatisasi) antara air lama sebagai media pengangkut dengan air di tempat baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar