Kamis, 14 April 2022

PERMASALAHAN DALAM BUDIDAYA IKAN DAN CARA MENGATASINYA

Seperti halnya ikan-ikan jenis lainnya, dalam budidaya juga tidak luput dari kendala-kendala dan permasalahan. Munculnya kendala dan hambatan dalam budidaya disebabkan faktor-faktor alam dan pengelolaan yang kurang tepat. Kendala yang disebabkan oleh faktor alam yaitu adanya serangan penyakit sehingga mengakibatkan kerugian besar bila tidak bisa mengatasinya. Kendala yang diakibatkan pengelolaan yang kurang tepat dapat berupa keahlian sumber daya manusia yang kurang berhati-hati dan kurang ketrampilan, pakan yang digunakan dan manajemen air yang kurang tepat.

Berikut ini beberapa permasalahan yang sering muncul dalam budidaya, penyebab dan cara mengatasinya.

Pertumbuhan Benih Lambat (Kuntet)

Pertumbuhan benih yang lambat dapat disebabkan oleh faktor yang diturunkan induk, faktor fisika kimia air yang kurang mendukung dan kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan kurang baik. Apabila penyebabnya adalah faktor fisika kimia air yang kurang mendukung maka untuk mengatasinya Suhu, pH dan faktor kebersihan air harus selalu diperhatikan dengan cara mengontrolnya setiap saat pH yang terlalu asam akan mengakibatkan pertumbuhan benih lambat. Suhu air yang terlalu rendah juga akan menyebabkan benih menjadi malas makan sehingga kebutuhan gizi dari pakan tidak terpenuhi.

Benih Malas Makan

Benih yang malas makan akan tampak kurus. Akibatnya, banyak sisa pakan yang mengendap pada dasar kolam. Benih yang malas makan dapat disebabkan oleh lingkungan dalam kolam itu sendiri, seperti suhu rendah, suplai oksigen kurang, pH asam, jenis pakan yang diberikan atau benih terserang penyakit, seperti sakit perut dan blooting (tidak dapat buang kotoran) Apabila penyebabnya adalah suhu maka untuk mengatasi suhu air yang terlalu rendah dapat digunakan heater sehingga suhu air akan naik secara perlahan-lahan. Apabila suplai oksigen kurang maka dapat digunakan hi-blow/kincir.

Perut Benih Menggembung Seperti Balon

Kadangkala dijumpai benih dalam kolam dengan perut yang menggembung dan membesar. Benih dengan kondisi seperti itu diperkirakan terkena blooting (tidak bisa buang kotoran). Hal ini biasanya diakibatkan oleh suplai oksigen yang kurang dan kandungan nitrit yang tinggi. Cara mengatasinya, air kolam segera diganti dan dasar perairan disipon. Air kolam yang baru ditambahkan garam. Suplai oksigen ditambah dengan memperbesar hi-blow.

Benih Mengambang di Permukaan Kolam

Benih yang selalu mengambang di permukaan air kolam diperkirakan mengalami gangguan saluran pernapasan. Terganggunya insang dapat diakibatkan adanya bakteri atau adanya limbah yang berupa logam-logam berat atau kimia lainnya. Cara mengatasinya adalah dengan mengganti air kolam dengan air yang baru karena air yang kotor cukup potensial menjadi penyebab gangguan ini.

Mati Mendadak

Sering dijumpai mati secara tiba-tiba atau mati mendadak. Bangkainya terapung dipermukaan air. Hal ini membuat panik dan bingung pembudidaya. Apalagi jika yang mati jumlahnya cukup banyak. Kepanikan seperti ini terutama dialami pembudidaya pemula atau yang baru coba-coba. Hal-hal yang dapat menyebabkan gejala mati mendadak dan solusi yang harus dilakukan diantaranya adalah:

a. Suhu air kolam terlalu panas

Jangan sepelekan suhu air kolam. Pertahankan pada kisaran ideal, yakni sekitar 28-30oC terutama yang masih benih sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang terlalu panas. akan stres dan napsu makan menurun. Pencemaran dan metabolisme tubuh tidak berfungsi dengan baik. Lama kelamaan akan mati. Solusinya, lindungi bagian atas kolam dengan memasang terpal plastic untuk mencegah masuknya sinar matahari secara langsung ke kolam atau gunakan tanaman enceng gondok untuk menyediakan tempat berlindung (shelter) bagi ikan. Tanaman tersebut juga berfungsi sebagai inang bagi sejumlah mikroorganisme yang dapat dijadikan sumber pakan alami bagi

b. Perubahan mendadak pH air secara ekstrim

Pada tahap awal pembuatan kolam, tingkat keasaman atau pH sudah dikondisikan sedemikian rupa agar memenuhi syarat ideal bagi hidup. Seperti halnya suhu air, pH air kolam juga merupakan hal yang perlu dipertahankan. Biasanya, hujan pertama dapat mengubah pH air dalam waktu singkat. Solusinya, jika turun hujan pada hari pertama, segera ganti air kolam. Penggantian air kolam dilakukan sebagian. Gunakan mesin diesel untuk mengurangi maupun memasok air kolam.

c. Air kolam tercemar zat beracun

Air kolam yang tercemar zat beracun akan menyebabkan kematian dalam jumlah besar. Zat beracun tersebut biasanya berasal dari sisa pakan yang mengendap di dasar kolam. Dalam jumlah banyak, zat beracun yang terkandung di dalamnya akan menyebar ke seluruh air kolam yang pada gilirannya akan meracuni tersebut. Zat beracun juga bisa berasal dari obat-obatan kimia seperti pestisida. Hal ini sangat mungkin terjadi di kolam yang lokasinya berada di areal persawahan. Terlebih, sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi yang juga dimanfaatkan oleh petani padi. Kemungkinan lainnya, zat beracun berasal dari pakan tambahan (pakan hidup) seperti ikan rucah yang telah terkontaminasi limbah beracun sebelumnya. Solusinya, ganti sebagian air kolam dengan air baru. Jangan lupa, saat menguras sebagian air kolam, ujung pipa pompa disel ditempatkan dikeranjang plastik agar tidak ada yang ikut tersedot.

Air Kolam Berwarna Merah Kehitaman

Jika air kolam berwarna merah kehitaman, tandanya air kolam telah tercemar (terjadi polusi). Pencemaran tersebut diakibatkan oleh penumpukan sisa pakan dan sisa kotoran di dasar kolam. Dalam waktu yang lama, penumpukan sisa pakan akan menjadi racun dan membahayakan bagi kesehatan. Penebaran benih yang padat memiliki potensi polusi air lebih tinggi daripada penebaran benih rendah, karena kotoran yang dihasilkan lebih banyak. Begitu juga dengan sisa pakan, karena jatah pakannya lebih banyak. Umumnya, potensi pencemaran terjadi sekitar 2-3 minggu sebelum panen. Solusinya yang harus dilakukan adalah dengan mengganti air sebanyak 40% dari volume air yang ada.

Kamis, 07 April 2022

PENGELOLAAN AIR BUDIDAYA IKAN

Pengaturan Ketinggian Air

Pengaturan ketinggian erat kaitannya dengan kemampuan jelajah ikan dan jumlah tebar (kepadatan). Pada teknik budidaya, pengaturan volume air disesuaikan dengan perkembangan ukuran ikan. Seiring pertumbuhan ikan, kapasitas dukung kolam harus ditambah. Jadi, penambahan volume air pada dasarnya memperbesar daya dukung kolam (carrying capacity) agar ikan dapat hidup optimal.

Penambahan ketinggian air kolan harus dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus. Jika permukaan air di kolam terlalu tinggi, sedangkan ukuran masih kecil, maka akan kesulitan memperoleh udara ke permukaan kolam. Aktivitasnya pun meningkat. Aktivitas yang tinggi menyebabkan pertumbuhan lambat.

Tidak ada treatment tertentu saat penambahan ketinggian air kolam, kecuali memang bertepatan dengan aplikasi suplemen air. Alirkan air bersih sedikit demi sedikit ke dalam kolam hingga mencapai ketinggian yang diinginkan.

Penggantian Air

Dalam teknik pembesaran pergantian air ditentukan oleh kualitas air. Penggantian air di sini dilakukan hanya separuh. Artinya, separuh air kolam dibuang, dan diganti dengan air baru. Sementara itu, penggantian total hanya dilakukan ketika sortir dan panen. Ada dua parameter fisik untuk menentukan pergantian air, yakni warna dan bau air.

1) Perubahan warna air.

Misalnya, dari hijau ke cokelat atau hitam. Perubahan warna air disebabkan oleh penumpukan sisa metabolisme dan pakan yang tidak termakan. Warna cokelat mengindikasikan kotoran di kolam masih bisa terdekomposisi, tetapi jumlahnya sudah tidak sebanding dengan laju proses dekomposisi. Sebaliknya, jika air sudah berwarna hitam, tandanya proses dekomposisi sudah tidak berjalan sehingga terjadi proses pembusukan.

2) Perubahan bau.

Disebabkan oleh pembusukan bahan organik. Perubahan bau mengindikasikan terjadi penimbunan amoniak. Amoniak yang berlebihan menyebabkan pH air turun (asam). Pada kondisi asam, bakteri patogen akan lebih mudah hidup dan berkembang. Akibatnya, mengalami keracunan dan terserang penyakit hingga berujung pada kematian. Penggantian air pada tahap ini pada dasarnya ditujukan untuk menjaga kualitas air agar tetap stabil. Jika air tidak diganti, respons terhadap pakan menurun dan pemberian suplemen air menjadi sia-sia belaka. Penggantian air umumnya dilakukan saat berukuran 10-12 cm, karena pada saat itu perubahan bau dan warna air kerap terjadi. Penggantian air sebaiknya dilaksanakan pada pukul 5.00-6.00 pagi.

Berikut tahapan penggantian air.

1. Buka saluran pembuangan (water level) di central drain untuk mengurangi volume air kolam hingga tiga perempat dari volume awal

2. Tambahkan air baru menggunakan slang secara perlahan. Pastikan mulut slang berada di bawah permukaan air kolam.

3. Hentikan suplai air baru jika volume air sudah mencapai volume semula.

4. Tambahkan suplemen air seperti pada penyiapan air kolam, yakni biang plankton 20-70 ml/m2, mineral air 2 gram/m2, dan probiotik 2 ml/m2.

Sirkulasi Air

Jika pergantian air dan penambahan suplemen tidak mampu lagi menekan penimbunan amoniak dan kotoran di kolam, segera lakukan sirkulasi air dengan cara memasukkan air ke dalam kolam secara terusmenerus selama 24 jam. Selanjutnya, tambahkan suplemen air (biang plankton, mineral air, dan probiotik) dengan dosis dua kali lipat dari dosis suplemen pada penggantian air kolam. Ulangi sirkulasi air 3 - 4 hari sekali hingga panen. Cara tersebut memungkinkan dilakukan bagi mereka yang memiliki ketersediaan air yang melimpah.

Sebaliknya, bagi mereka yang ketersediaan sumber airnya terbatas, bisa dengan cara mengurangi 50% air kolam dan ditambahkan lagi air baru setiap 5 - 7 hari sekali hingga panen. Usai pemasukan air baru, tambahkan suplemen air (biang plankton, mineral air, dan probiotik) dengan dosis dua kali lipat dari dosis pada penggantian air kolam.

Penyiponan

Penyiponan bertujuan untuk mengurangi sisa metabolisme dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam. Caranya, buka outlet sekitar 1-2 menit. Pastikan air yang keluar dari outlet sudah tidak kotor. Tutup kembali outlet seperti sediakala. Ulangi penyiponan minimum 2 - 3 hari sekali hingga panen. Tambahkan air baru jika volume air kolam dirasa sangat kurang.

Pengelolaan Air saat Hujan

Ketika hujan, air menjadi asam. Pada saat itu, air kolam idealnya disirkulasikan agar air hujan di permukaan kolam segera terbuang. Cara lainnya, ganti pipa paralon pembuangan dengan pipa yang ketinggiannya sama dengan permukaan air kolam. Setelah hujan reda, tambahkan suplemen air (probiotik + biang plankton + mineral air) dengan dosis dua kali lipat dari dosis normal. Lakukan cara ini setiap kali turun hujan.

Pengelolaan kualitas air media pemeliharaan udang di tambak :

1. Pengelolaan kualitas air tambak dilakukan melalui (penambahan air, pergantian air, pengaturan kedalaman air, aplikasi probiotik dan sumber karbon, penggunaan kapur, dan aerasi) untuk memperbaiki kualitas air;

2. Pemantauan dan pengamatan kualitas air dilakukan secara visual setiap hari, pengukuran kualitas air dilakukan secara laboratoris secara berkala

3. Pendokumentasian dan pencatatan hasil pemantauan dan pengukuran kualitas air.

Pengelolaan kulitas air media pemeliharaan berperan dalam menentukan keberhasilan budidaya udang. Tingkat kesehatan udang, pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang dipengaruhi oleh interaksi lingkungan, patogen dan kondisi udang. Parameter kualitas air seharusnya dimonitor setiap hari sebagai pedoman untuk manajemen kolam secara keseluruhan sehingga dapat menghindari efek negatif terhadap udang yang dipelihara. Data tersebut dapat digunakan untuk menganalisis jika permasalahan muncul dan sebagai dasar pertimbangan tindakan yang harus dilakukan. Semakin banyak data yang tersedia semakin mudah menganalisis permasalahan dan tindakan yang harus dilakukan. Sebagian besar variabel kualitas air saling mempengaruhi, seperti karbondioksida, oksigen terlarut, pH, fitoplankton, alkalinitas, limbah organik, amonia dan H2S.

Monitoring kualitas air sebaiknya dilakukan minimal dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Hasil monitoring tersebut dijadikan sebagai dasar dalam menentukan tindakan pengelolaan kualitas air misalnya, pada kondisi air pekat (salinitas tinggi dan kelimpahan plankton sangat tinggi) sebaiknya dilakukan pengenceran dengan memperbanyak pergantian air. Salinitas yang terlalu tinggi (melebihi batas normal) dapat menyebabkan pertumbuhan udang terhambat karena proses osmoregulasi terganggu. Apabila demikian, udang lebih banyak mengeluarkan energi untuk proses osmoregulasi dibandingkan untuk pertumbuhan. Osmoregulasi adalah proses pengaturan dan penyeimbangan tekanan osmosis antara dalam dan luar tubuh udang.

Budidaya udang mempunyai standar kualitas air tertentu agar dapat hidup dengan baik untuk mendukung kelangsungan hidup yang tinggi dan pertumbuhan yang optimal. Beberapa variabel kualitas air yang bersifat toksik diharapkan tidak terdeteksi di kolam atau berada dalam jumlah yang sangat kecil (< 0,01 mg/l) seperti nitrit dan hidrogen sulfida (H2S). Oksigen terlarut mempunyai batas minimal yang harus ada dalam ekosistem kolam (> 4 mg/l). Beberapa senyawa toksik masih ditolelir keberadaannya di dalam kolam dalam jumlah tertentu seperti total ammonia nitrogen dan karbondioksida. Karbondioksida dalam jumlah tertentu dibutuhkan oleh fitoplankton untuk fotosintesis, namun dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan bagi ikan. Beberapa variabel kualitas air berada dalam kisaran tertentu agar ikan/udang bisa tumbuh optimal.