Kamis, 24 Februari 2022

PENEBARAN DAN PEMBERIKAN PAKAN LARVA IKAN NILA

Agar tidak menyebabkan larva stres, prosesi penebaran larva harus dilakukan secara hati-hati, yakni dengan cara memperhatikan kondisi air serta kesesuaian pada air pemeliharaan. Pada saat penebaran larva, aerasi sebaiknya dikecilkan; ketinggian air pada bak pemeliharaan diupayakan 20-50 cm; dan padat penebaran optimal 30 ekor larva/I dan 50-60 ekor/I. Seiring dengan pertumbuhan larva menjadi benih, perlu dilakukan pemindahan dan penjarangan kepadatan. Idealnya, penebaran larva dilakukan setelah larva berumur minimal 5 jam dari penetasan dan larva yang ditebar harus sudah terbebas dari sisa telur yang tidak menetas.Bila wadah penetasan telur juga difungsikan sebagai wadah pemeliharaan larva, tidak perlu dilakukan pemindahan larva.

Padat penebaran benih ikan nila di kolam tanah yaitu 5-10 ekor/m2, dengan ukuran 8-12 cm dengan berat rata-rata ± 30 gram/ekor. Padat penebaran benih tergantung dari tingkat kesuburan kolam, namun padat tebat yang dianjurkan 5-10 ekor/m2. Benih yang ditebar sebaiknya berukuran yang sama yaitu berukuran 8-12 cm atau berat lebih kurang 20 gram per ekor.

Penebaran benih ikan nila dapat dilakukan dengan beberapa langkah di bawah ini.
1. Padat penebaran sebaiknya 3 kg/m3 atau 30-40 ekor/m3 dengan ukuran 75-100 gram/ekor.
2. Sebaiknya benih yang akan ditebar, direndam dengan menggunakan garam grosok dengan dosis 5 gram/10 liter air selama 15 – 30 menit untuk sterilisasi.
3. Sebelum dilakukan penebaran benih perlu dilakukan penyesuaian suhu agar benih tidak stress (aklimatisasi).

Penebaran benih dapat dilakukan dengan cara :
1. Sebelum ditebar (jika diperlukan) benih disuci hamakan dengan direndam dalam larutan garam grosok sebanyak 5 gram/10 liter air dalam waktu 15-30 menit.
2. Adaptasi suhu, agar suhu air didalam kemasan ikan sama dengan suhu air di kolam, yaitu dengan cara wadah/kemasan benih direndam didalam air selama beberapa waktu sebelum ditebar kedalam wadah.
3. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.
4. Benih ikan berukuran 20 gram/ekor dengan padat tebar 100 ekor/m2 atau 50 gram/ekor dengan padat tebar 20 ekor/m2.

Larva ikan nila akan berkembang menjadi benih yang telah kehabisan kuning telur makanan cadangan. Sebagai pengganti makanan cadangan tersebut maka perlu diberikan makanan tambahan. Makanan tambahan ini berupa tepung halus.Makanan ini terbuat dari campuran tepung ikan, minyak ikan, mineral, dan vitamin. 

Selain makanan alami yang tersedia dikolam diberikan makanan tambahan pakan (pelet) dengan kandungan protein minimal 25 %, dengan frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari yaitu : pagi, siang dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan 3-5 % dari berat biomas ikan perhari.

Pakan tambahan yang harus diberikan harus berprotein tinggi minimal 25 %.Pakan tambahan yang berprotein tinggi adalah pellet, baik berupa tepung maupun butiran. Walaupun kandungan protein tidak seperti pellet, namun dedak halus sangat disukai oleh ikan nila.

Pakan tambahan untuk benih gelondongan besar berupa pellet besar dengan kadar protein 25 %. Benih-benih yang masih kecil pakan tambahannya hanya sedikit, yang utama adalah pakan alami. Kalau pakan tambahan lebih diutamakan untuk benih yang masih kecil mengakibatkan pertumbuhannya lambat dan banyak kematian.

Selasa, 01 Februari 2022

MACAM WADAH PEMELIHARAAN LARVA IKAN NILA

Pemeliharaan larva ikan umumnya dilakukan di bak fiberglass, akuarium, dan bak terpal plastik. Wadah pemeliharaan larva ikan tersebut ditempatkan dalam ruangan yang terlindungi seperti di hatchery atau ruangan sederhana yang tertutup rapat sehingga bisa mencegah gangguan dari lingkungan luar seperti perubahan suhu, cuaca, curah hujan, angin, dan hama predator.

Pemeliharaan larva ikan dilakukan selama 21-30 hari atau jika benih ikan telah mencapai ukuran 3/4 - 1 inci/ekor. Benih ikan yang telah mencapai ukuran 1 inci selanjutnya didederkan ke kolam atau bak yang lebih luas.

Pemeliharaan larva di bak fiberglass

Fiberglass yang umum dipakai untuk pemeliharaan larva/benih ikan berukuran panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,5 m atau bak fiberglass bulat berdiameter 1,5 m. Bentuk bak fiberglass ada yang bulat/oval atau empat persegi. Untuk jumlah larva ikan sebanyak 200.000 ekor, diperlukan bak fiberglass sebanyak 12 buah. Tinggi air pada bak pemeliharaan berkisar 30-40 cm.

Bak Fiberglass

Bak fiberglass bisa diperoleh dengan membeli di toko akuarium atau di toko alat-alat perikanan. Bak fiberglass tergolong praktis dan mudah dalam pengelolaannya dan bisa dipindah-pindahkan. Namun, harga sebuah bak fiberglass masih terbilang mahal.

Seperti halnya di akuarium, pemeliharaan larva di bak fiberglass juga ditempatkan di dalam ruangan yang tertutup rapat dan terlindung. Tujuannya untuk mempertahankan suhu air dan suhu ruangan tetap stabil. Pada bak fiberglass juga dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.

Pemeliharaan larva di akuarium

Selain berfungsi sebagai tempat penetasan telur, akuarium juga berfungsi sebagai tempat pemeliharaan larva sampai larva berkembang menjadi benih dengan ukuran tertentu atau berukuran 3/4-1 inci/ekor. Akuarium yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva ikan antara lain berukuran panjang 80-100 m, lebar 40-60 cm, dan tinggi 40 cm. Akuarium ukuran tersebut dapat diisi dengan larva ikan sebanyak 5.000 ekor.

Akuarium sebagai tempat penetasan telur dan pemeliharaan larva

Untuk larva sebanyak 200.000 ekor, diperlukan akuarium sebanyak 40 buah. Namun, jumlah akuarium yang dibutuhkan tergantung dari larva yang akan dipelihara.

Akuarium-akuarium tersebut disusun dan diletakan pada rak-rak yang dibuat dari besi atau kayu. Setiap akuarium dilapisi dengan styrofoam atau gabus yang berfungsi untuk mencegah retak dan pecahnya akuarium. Jumlah akuarium yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah telur dan larva yang akan dipelihara. Setelah menetas menjadi larva, benih tersebut kemudian dijarangkan menjadi beberapa akuarium. Pada setiap akuarium dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.

Pemeliharaan larva di bak semen

Bak pemeliharaan untuk larva ikan dapat terbuat dari bak semen. Pemeliharaan larva ikan di bak semen hendaknya dilakukan setelah benih mulai makan cacing sutera atau sekitar umur 10 hari dari penetasan. Jika pemeliharaan larva dilakukan setelah larva menetas (umur 1 hari) tingkat kematian atau mortalitas benih sangat tinggi.

Bak semen untuk pemeliharaan larva ikan tersebut hendaknya ditempatkan di dalam ruangan tertutup dan terlindung. Tujuannya untuk mempertahankan suhu air dan ruangan tetap stabil. Jika pemeliharaan larva berada di ruang terbuka, maka pada wadah pemeliharaan tersebut di atas dan dindingnya diberi penutup atau pelindung berupa tutup plastik agar suhu di dalam wadah pemeliharaan tetap stabil. Pada bak semen tersebut dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan pemanas air (heater).

Bak semen yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva ikan berukuran lebar 1 m, panjang 2-4 meter dan tinggi 0,8 m. Bak pemeliharaan dilengkapi dengan saluran pemasukan atau pengeluaran yang terbuat dari pipa paralon. Fungsi kedua seluran tersebut adalah untuk memudahkan pengeringan dan pengisian air. Tinggi air pada bak pemeliharaan larva ikan dapat diatur mulai dari 20-50 cm. Pemeliharaan larva ikan di bak semen dilakukan sampai dengan benih ukuran 3/4-1 inci/ekor. Setelah benih mencapai ukuran tersebut, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lebih luas.

Pemeliharaan larva di bak terpal plastik

Terpal plastik bisa dijadikan sebagai alternatif tempat pemeliharaan larva ikan. Metode pemeliharaan pada terpal sudah banyak dipakai oleh para pembudidaya patin karena praktis dalam pengelolaannya dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

Bak terpal plastik yang umum digunakan untuk pemeliharaan larva ikan berukuran 2 m x 1 m x 0,5 m. Pembuatan bak terpal adalah dengan membuat rangka bak dari bahan kayu, kemudian sebagai dasar bak serta sisi-sisi dinding bak digunakan plastik terpal. Bak terpal plastik untuk pemeliharaan larva, ditempatkan dalam ruangan yang tertutup rapat dan terlindung seperti di hatchery.

Padat penebaran larva di bak terpal plastik adalah 40 ekor/l. Untuk jumlah larva ikan sebanyak 200.000 ekor, diperlukan bak terpal plastik sebanyak 12-14 buah. Waktu pemeliharaan larva ikan di dalam bak terpal plastik yaitu 21-30 hari atau jika benih ikan telah mencapai ukuran 3/4-1 inci/ekor. Selanjutnya, benih dipindahkan atau didederkan lebih lanjut ke kolam lain yang lebih luas.