Selasa, 09 Juni 2020

BUDIDAYA IKAN PADA MUSIM KEMARAU

Biasanya musim kemarau adalah musim untuk menarik keuntungan bagi pembudidaya, karena umumnya dihadapkan pada kondisi harga ikan yang tinggi. Mengapa tinggi harganya? Karena suplainya berkurang. Mengapa berkurang? Karena banyak pembudidaya yang gagal dalam berbudidaya akibat buruknya kualitas air.

Kondisi tersebut adalah siklus tahunan yang selalu dihadapi oleh pembudidaya. Yang menarik, tidak semua pembudidaya gagal. Pertanyaan selanjutnya, mengapa ada yang berhasil? Secara sengaja atau tidak sengaja, kondisi kualitas air-lah yang mendukung keberhasilannya.

Di daerah yang umumnya pasokan atau sumber air tawar yang terbatas ketika musim kemarau, memang sangat cocok untuk budidaya lele. Namun demikian, ketika ketersediaan air yang semakin berkurang, apalagi mendekati masa panen, pergantian air tidak dapat dilakukan secara rutin dengan waktu yang sering. Akibatnya, senyawa-senyawa racun (khususnya ammonia) akan bertambah konsentrasinya dikolam dan yang lebih parah lagi adalah menurunnya kadar oksigen secara otomatis.

Dalam proses budidaya, naiknya konsentrasi ammonia akan terjadi sejalan dengan bertambahnya masa budidaya. Paling tidak ada 4 akibat dari jumlah ammonia di kolam yang berlebih yaitu over-blooming plankton; menekan mekanisme sistem immune dan menurunkan kualitas jaringan/daging karena konsentrasi ammonia yang tinggi dalam darah; menurunkan  respon makan sehingga bisa berpengaruh ke pertumbuhan; serta merusak struktur insang yang mengakibatkan gangguan respirasi dan pengikatan oksigen.

Akibatnya  pertumbuhan melambat, SR (Survival Rate/daya tahan hidup) rendah,dan tingginya tingkat kesusutan daging/ikan saat panen atau transprotasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar