Ikan Gurami (Osphronnemus
gourami Lac) di alam merupakan
ikan rawa yang memiliki bentuk pipih, badannya tertutup oleh sisik yang berukuran
besar dan teratur (termasuk jenis sisik stenoid), agak kasar, serta kuat.
Panjang tubuhnya sampai pangkal ekor kira-kira 3 – 4 kali dari tinggi badannya
dengan kepala lancip selagi muda dan tumpul setelah dewasa. Sirip punggung
panjang dan lebar, setiap ekor ujungnya membulat, sirip dubur panjang dan
lebar. Sirip perut dengan jari-jari yang berubah menjadi alat peraba memanjang
seperti benang atau tali. Bentuk demikian menunjukkan bahwa ikan Gurami
merupakan penghuni air tenang dan dalam.
Ikan Gurami mempunyai satu ciri khas yaitu adanya
organ pernafasan tambahan selain insang yang disebut dengan labirin. Labirin
mempunyai pembuluh darah kapiler yang dapat mengambil oksigen langsung dari
udara yang ada di ruangan labirin. Udara ini diambil
pada saat ikan muncul di permukaan air dan udara tersebut
ditelannya dan disimpan dalam rongga labirin.
Adanya alat pernafasan tambahan memungkinkan ikan
Gurami dapat hidup di perairan yang kekurangan oksigen tetapi jika ikan Gurami
tidak mempunyai kesempatan untuk menghirup udara bebas misalnya permukaan air
tertutup sama sekali sehingga di atas permukaan air tidak ada ruangan udara
maka ikan ini akan mati.
Kolam Pembenihan Gurami |
Usaha produktif induk ikan Gurami pada umur 3 – 7
tahun dengan jumlah telur berkisar antara 2.000 – 10.000 butir per ekor induk.
Induk-induk ikan Gurami akan bertelur setiap ±2 bulan sekali apabila lingkungan
dan pakan yang bergizi tercukupi. Induk-induk sebelum memijah akan membuat
sarang terlebih dahulu. Sarang dapat terbuat dari rumput-rumputan kering, ijuk
halus, serabut kelapa, atau serat karung. Bahan sarang ini disusun sedemikian
rupa dan ditempatkan dalam sebuah lubang sarang yang disebut dengan “sosog”.
Telur-telur yang sudah dibuahi akan disemprotkan ke dalam sarang dan selama
periode pengeraman (inkubasi) akan dijaga oleh induknya hingga telur menetas
(36 – 45 jam berikutnya) sampai menjadi larva yang sudah kuat untuk berenang.
Larva pasca tetas masih memerlukan cadangan makanan yang berupa kuning telur
yang akan habis antara 19 – 12 hari, sesudahnya benih ikan Gurami ini akan
mengkonsumsi makanan yang berada di sekitarnya yang berupa pakan alami/ zooplankton.
Persentase penetasan bagi telur ikan Gurami begitu
penting karena jumlah telur yang diperoleh dari seekor induk betina relatif
sedikit. Di dalam usaha pembenihan pengawasan terhadap penetasan telur dan
pemeliharaan larva diharapkan cukup baik karena pada tahapan ini sangat sensitif terhadap berbagai macam faktor
seperti suhu, penyakit, polusi air, dan sebagainya.