Kamis, 08 Desember 2022

TANDA-TANDA IKAN SAKIT

Ikan yang sakit dapat dengan mudah dibedakan dengan ikan yang sehat. Untuk itu, tanda-tanda berikut ini perlu dipahami dahulu.

a. Tingkah laku

Ikan yang sakit biasanya memperlihatkan tingkah laku menyimpang, misalnya sering menggosok-gosokkan badannya pada benda-benda seperti batu, tanaman air, atau ke pinggiran pematang/dinding akuarium. Pada kasus lain, ikan kehilangan keseimbangan sehingga gerakan tidak terkontrol. Pada akhirnya, ikan diam di dasar dengan kedua sirip dada terbuka atau sekali-kali muncul ke permukaan air seperti menggantung. Ada pula ikan sakit yang membuka kedua tutup insangnya lebih lebar dan biasanya, frekuensi pernapasannya meningkat, dan tampak terengah-engah. Selain itu, tidak mustahil suatu saat ikan itu mogok makan karena kehilangan nafsu makan.

b. Kelainan warna tubuh

Jika tubuh ikan berubah menjadi pucat perlu dicurigai, barangkali sudah ditempeli parasit tertentu. Namun, perubahan warna tubuh ikan juga dapat disebabkan oleh kondisi terkejut karena terjadi pergantian intensitas cahaya dari gelap ke terang. Jika hal ini tenjadi, biasanya warna ikan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan warna tubuh juga sering terjadi jika ikan dalam keadaan takut atau sesaat setelah memijah (ikan betina). Berdasarkan hal itu, perubahan warna tubuh ikan dapat disebabkan oleh serangan parasit ataupun oleh faktor di luar penyakit. Kelainan warna dapat dianggap sebagai gejala dan suatu penyakit bila tidak ada penyebab lain seperti takut, terkejut, atau habis memijah. Perubahan warna yang disebabkan oleh penyakit biasanya bersifat permanen (berlangsung lama).

c. Produksi lendir

Ikan sakit seringkali memproduksi lendir berlebihan. Hal ini jelas terlihat pada ikan yang berwarna gelap. Sebaliknya, kelebihan lendir itu agak sulit diketahui pada ikan berwarna terang karena warna lendir itu bening hingga keabu-abuan. Produksi lendir yang berlebihan biasanya disebabkan oleh parasit yang menyerang bagian kulit. Banyaknya lendir tergantung pada intensitas serangan.

d. Kelainan bentuk organ

Serangan parasit tertentu akan menimbulkan kelainan pada bagian tubuh ikan, misalnya berupa bintik-bintik putih pada sirip, sisik, maupun bagian lain. Kelainan bentuk juga dapat terjadi pada perbatasan dua keping tutup insang terdapat tonjolan atau bengkak. Bila serangannya sangat hebat, akan terjadi infeksi yang parah sehingga tonjolan itu menyebar ke seluruh bagian tubuh seperti insang, mata, dan bagian kepala. Bagian kulit, termasuk juga otot, tak luput dan resiko terkena serangan parasit yang mengakibatkan bintik-bintik merah atau menunjukkan gejala adanya semacam tumor pada kulit.

e. Faktor kondisi

Menurut Scaperclaus (1974), terdapat korelasi antara bobot seekor ikan dengan panjangnya dikaitkan dengan kondisi kesehatan ikan yang bersangkutan. Bila perbandingan berat dan panjang tidak berimbang dalam arti hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan angka indeks faktor kondisi ikan sehat maka ikan tersebut dikategorikan menderita sakit. Perhitungannya menggunakan rumus berikut.

Keterangan: W = bobot dalam satuan gram

                 L = panjang dalam satuan sentimeter


Di negara subtropis, khususnya Jerman, ikan karper mengalami stagnasi (berhenti makan) pada musim dingin, badannya menjadi sangat kurus, dan daya tahan tubuhnya menurun drastis sehingga mudah terserang penyakit. Di Indonesia yang beriklim tropis, pada saat pergantian musim tidak terjadi fluktuasi suhu yang mencolok yang dapat menyebabkan stagnasi. Kalaupun ikan di Indonesia bisa menjadi kurus oleh sebab serangan penyakit, tetapi kurusnya tidak akan sama seperti yang disebabkan oleh adanya stagnasi. Jadi, angka faktor kondisi tadi tidak akan sama.



Kamis, 01 Desember 2022

CARA-CARA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA IKAN


Hama adalah hewan / organisme hidup yang dapat menimbulkan gangguan pada kehidupan ikan yang dibudidayakan. Adapun pembagian jenis hama adalah sebagai berikut: 

Hama pada Budidaya Ikan
1. Predator (pemangsa) 

  • Hama yang secara langsung membunuh dan memakan ikan yang dipelihara
  • Contoh dari jenis ini adalah:  ikan lele, gabus, katak, ular

2. Sebagai penyaing (kompetitor) 

  • Hama yang menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen, pakan, dan ruang gerak
  • Contoh dari jenis ini adalah: ikan mujair, udang-udangan, dll.

3. Sebagai perusak 

  • Hama yang keberadaannya menimbulkan kerusakan seperti kebocoran pada konstruksi kolam
  • Contoh dari jenis ini adalah:  belut

Cara-cara pencegahan dan pengendalian hama yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Cara fisik

  • Pengeringan dasar kolam. Bertujuan agar telur, larva hama akan mati
  • Perbaikan tanggul
  • Penangkapan langsung. Penangkapan hama jenis ini dapat dilakukan secara teratur selama pemeliharaan, misalnya dengan manangkapi ikan liar, kodok, serta ular.
  • Penyaringan air yang masuk. Air yang masuk ke kolam disaring terlebih dahulu, misalnya dengan memasang hapa halus di bagian inlet.
  • Menjaga agar wadah budidaya (kolam) dan sekitarnya tetap terawat dan terjaga kebersihannya, sebab hama akan sulit berkembang biak pada wadah budidaya yang terawat.

2. Cara kimiawi

Umumnya penanggulangan dengan cara kimiawi akan berhubungan dengan penggunaan pestisida. Penggolongan pestisida dapat didasarkan pada beberapa hal, yakni:

a. Berdasarkan organisme sasaran

  • Insektisida : digunakan untuk membunuh serangga
  • Pestisida : digunakan untuk membasmi ikan liar
  • Avisida : digunakan untuk membasmi burung

b. Berdasarkan sumbernya

  • Pestisida alami. Jenis pestisida ini adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari organisme hidup (saponin, rotenone, nikotine)
  • Pestisida sintetik. Jenis pestisida ini dibuat melalui suatu proses dengan struktur kimia seperti enzim yang ada pada tubuh hewan, dan mempunyai fungsi mengganggu proses metabolisme dalam tubuh organisma sasaran.

3. Cara biologi

Penganggulangan hama dengan cara biologi dapat dilakukan dengan cara menggunakan hewan yang dapat memangsa hama, tetapi tidak mengganggu hewan yang dipelihara. Selain itu, dapat pula dicoba dengan memelihara tanaman air pada bak penyaringan sebelum air masuk ke kolam, sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah hama yang akan masuk ke kolam budidaya. 


Kamis, 24 November 2022

HAMA BENIH IKAN

Hama (predator) merugikan ikan dengan cara memakan habis mangsanya. Di samping hama, terdapat organisme hidup yang juga merugikan karena menurunkan produksi akibat persaingan kebutuhan hidup yang sama dengan ikan peliharaan. Organisme semacam ini dikenal dengan sebutan kompetitor, contohnya ikan seribu (Lebistes reticulates). Ada pula organisme lain yang sejenis (disebut pest) yang mengganggu kehidupan ikan serta menurunkan produksi, tetapi belum jelas faktor penyebabnya, contohnya yaitu huhurangan (Streptocephalus javanicus). Jenis-jenis hama yang sering dijumpai antara lain ular, kodok, belus, biawak, sero/linsang, dan burung. Pemberantasannya dapat dilakukan secara mekanis dengan membunuhnya secara langsung atau dengan memasang perangkap.

Selain kelompok hama tersebut, masih terdapat pula golongan hewan yang termasuk dalam insekta air. Kelompok ini banyak ditemukan pada areal pembenihan atau pendederan, biasanya memangsa telur dan benih ikan yang masih kecil. Diantara insekta air yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.

Notonecta (bebeasan)

Hewan ini membunuh mangsanya dengan alat penusuk yang sekaligus berfungsi sebagai alat pengisap cairan tubuh ikan yang diserang. Sasaran utamanya adalah telur, larva, dan benih ukuran 1 - 2 cm.  Akibat tusukannya, telur mudah terinfeksi jamur Achlya dan Saprolegnia. Seekor notonecta dapat membunuh 5 ekor benih ikan hanya dalam waktu lebih kurang 12 jam.

Pencegahan

Pasang saringan pada lubang pemasukan air dan retaskan telur secara terkontrol di dalam hapa.

Pemberantasan

Taburkan minyak tanah ke permukaan air sebanyak 0,5 liter/50 m2 luas permukaan, atau kolam disemprot dengan insektisida dosis 0,5 - 1,0 cc/m3 air.

Notonecta

Dytiscus (ucrit).

Ucrit merupakan larva dari Cybister atau kumbang air. Bentuk tubuhnya memanjang seperti ulat, berwarna kehijauan, panjangnya sekitar 3 - 5 cm.

Pencegahan

  • Gunakan sistem filter pada kolam pembenihan maupun kolam pendederan.
  • Hindari penebaran ikan pada kolam yang digenangi air lebih dari satu minggu.
  • Usahakan padat penebaran tidak terlalu tinggi.
  • Gunakan sumber air yang bebas dari hama dan parasit ikan.

Pemberantasan

Sangat sulit dilakukan pada kolam yang ada benih ikannya karena dosis yang aman bagi benih biasanya tidak mampu membasmi ucrit dan kumbang air.

Ucrit

Kini-kini

Kini-kini hidup dalam air sebagai hama berasal dari larva capung (Odonanta). Hewan ini dapat menangkap ikan dengan mudah, mengisap darah, atau memakan mangsanya secara bertahap. 

Pencegahan

Kurangi padat penebaran benih.

Pemberantasan

Sama sukarnya seperti ucrit dan kumbang air di kolam. Kini-kini sangat diwaspadai oleh pembudidaya ikan karena serangannya mengakibatkan kerugian besar.
Kini-kini


Kamis, 03 November 2022

BENTUK PAKAN IKAN

  1. Bentuk larutan. Larutan ada 2 macam, yaitu: 1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air pelarutnya; 2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air pelarutnya.

    Pakan Ikan Berbentuk Larutan

  2. Bentuk tepung/meals. Tepung halus diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat komposisi dari berbagai sumber bahan baku seperti menyusun formulasi pakan

    Pakan Ikan Berbentuk Tepung

  3. Bentuk butiran/granules. Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat sama seperti membuat formulasi pakan lengkap dan bentuknya dibuat menjadi butiran. 

    Pakan Ikan Berbentuk Butiran

  4. Bentuk remahan/crumble. Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran kasar. 
    Pakan Ikan Berbentuk Remahan

  5. Bentuk lembaran/flake. Pada saat akan dibentuk dapat menggunakan peralatan pencetak untuk bentuk lembaran atau secara sederhana dengan cara membuat komposisi pakan kemudian komposisi berbagai bahan baku tersebut dibuat emulsi yang kemudian dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dikeringkan, kemudian diremas-remas. 
    Pakan Ikan Berbentuk Lembaran

  6. Bentuk pellet tenggelam/ sinking. Biasa digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan air tawar maupun ikan air laut yang mempunyai kebiasaan tingkah laku ikan tersebut berenang di dalam perairan. Ukuran ikan yang mengkonsumsi pakan bentuk pellet bervariasi dari ukuran bukaan mulut lebih dari 2 mm maka ukuran pelet yang dibuat biasanya 50%nya yaitu 1 mm.
  7. Bentuk pellet terapung/floating. Biasa digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan air tawar maupun ikan air laut yang mempunyai kebiasaan tingkah laku ikan tersebut berenang di permukaan perairan. Ukuran ikan yang mengkonsumsi pakan bentuk pellet bervariasi tergantung pada ukuran bukaan mulut ikan/biota air. Jika ukuran bukaan mulut lebih dari 2 mm maka ukuran pelet yang dibuat biasanya 50% dari ukuran bukaan mulutnya yaitu 1 mm.

Kamis, 13 Oktober 2022

APLIKASI PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN TERHADAP BAKTERI

        Selama ini pengertian bakteri seolah-olah identik dengan istilah bakteri patogen, atau bakteri yang merugikan kesehatan ikan. Sebenarnya, banyak sekali jenis bakteri yang memiliki kegunaan bermanfaat bagi kehidupan ikan.  Bakteri jenis ini dikenal dengan sebutan bakteri non patogen. Salah satu media tumbuh bakteri non patogen adalah media biofilter pada sistem resiskulasi.  Secara sederhana, sistem resirkulasi digunakan dalam kondisi yangmenuntut tingkat produksi tinggi, akan tetapi dengan penggunaan air yang seminimal mungkin. Tetapi, konsekuensi dari sistem ini adalah:
  1. Timbulnya penumpukkan bahan organik sebagai hasil dari sisa-sisa metabolisma serta pakan.
  2. Pembentukan senyawa-senyawa yang beracun
  3. Meningkatnya penyerapan oksigen.
Kematian Benih Lele
        
      Biofilter sebagai salah satu bagian dari sistem resirkulasi, biasanya dilengkapi dengan substrat sebagai tempat penempelan bakteri non patogen ini. Lapisan bakteri yang menyelubungi substrat-substrat tersebut dikenal dengan istilah biofilm.  Bakteri non patogen yang hidup dan berkembang biak pada media ini memiliki sifat autotrof, yakni mampu memanfaatkan substrat an-organik sebagai sumber energi.

        Contoh dari bakteri non patogen ini adalah bakteri nitrosomonas dan nitrobacter. Kedua bakteri ini bekerja dalam upaya mengkonversi ammonia menjadi nitrat melalui bentuk intermediet (nitrit). Bakteri-bakteri ini juga berperan dalam merombak sisa-sisa metabolisme (40%-60% protein; 20-25% karbohidrat; 10% lemak).

        Adapun proses-proses yang terjadi pada media biofilter di mana bakteri non patogen ini tumbuh dan berkembang, meliputi:
  1. Degradasi bahan organik, baik secara anaerob maupun aerob
  2. Proses Nitrifikasi
  3. Proses Denitrifikasi
  4. Proses Oksidasi [Untuk garam-garam komplek tertentu]
  5. Proses Reduksi [Untuk garam-garam komplek tertentu]
        Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pada wadah biofilter ini, harus dilengkapi dengan substrat penempelan bakteri. Jenis-jenis substrat yang dapat digunakan, antara lain adalah:
  1. Potongan kulit udang. Kulit udang ini baik sekali digunakan karena mengandung nilai kalsium yang tinggi.
  2. Potongan paralon
  3. Tutup botol dari plastik. Pemilihan jenis substrat di atas sebaiknya didasarkan pada ukuran, karena semakin kecil luas permukaan substrat, akan semakin baik sebagai media penempelan bakteri.

Kamis, 06 Oktober 2022

KESEHATAN IKAN

Bahasan sekitar penyakit ikan, selalu diungkapkan pernyataan bahwa upaya pencegahan jauh lebih baik dan lebih ekonomis dibanding mengobati. Karena itulah mengupayakan kesehatan ikan, dipandang jauh lebih efektif dari pada upaya pengobatan. Penyakit ikan dalam pengertiannya yang lebih luas diartikan sebagai salah satu faktor yang menekan atau menurunkan produksi ikan; dan hal ini bisa bersumber dari penyakit itu sendiri, kompetitor, predator, dan hama dalam sistem produksi yang sedang berjalan.

Penurunan produksi ikan dapat terlihat dari tampilan penurunan berat dan atau adanya ikan-ikan yang abnormal serta jumlah yang menurun akibat adanya mortalitas.  Secara umum, data yang ada selama ini memperlihatkan penurunan produksi ikan rata-rata sekitar 5 – 20 % pertahun. Melihat besarnya angka penurunan produksi akibat tidak tertanganinya dengan serius mengenai kesehatan ikan, diperkirakan upaya menghadirkan ikan-ikan sehat akan mampu meningkatkan produksi. Ruang lingkup penyakit ikan dalam pengertian umum, meliputi: (a) Penyakit karena infeksi; (b) Penyakit karena non-infeksi; serta (c) Kehadiran kompetitor, hama & predator. Uraian terstruktur dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam kaitan dengan bahasan penyakit ikan, selain berakibat menurunkan produksi, kehawatiran lain adalah penularan penyakit ikan tertentu kepada manusia. Jadi dalam hal ini, ikan dapa menjadi inang penyakit tertentu yang menyerang manusia.  Pada bagian ini, penyakit ikan menjadi lebih serius untuk ditangani.

Ruang Lingkup Penurunan Kesehatan Ikan

Kehadiran atau keberadaan penyakit ikan di perairan melalui lima cara, yaitu: (a) terbawa oleh ikan; (b) terbawa oleh air; (c) terbawa oleh pakan yang diberikan atau buangan yang masuk dalam perairan; (d) berada pada wadah budidaya itu sendiri (kolam, tambak, jaring apung, dsb); dan (e) buruknya manajemen yang diberikan selama pemeliharaan. Oleh karena itu, upaya pencegahan selalu di arahkan kepada lima sumber atau jalur adanya suatu penyakit tersebut di atas. 

Untuk memudahkan pemantauan kehadiran penyakit atau melakukan deteksi dini penanganan kesehatan ikan, maka perlu diperhatikan jenis penyebab yang dikaitkan dengan sumber penyebab penurunan kesehatan ikan dimaksud.

Upaya Pemantauan Penurunan Kesehatan Ikan


Kamis, 08 September 2022

UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT IKAN

Tindakan pencegahan terutama ditujukan untuk mencegah masuknya wabah penyakit ke dalam tempat budi daya ikan, untuk mencegah meluasnya wilayah yang terkena penyakit, dan untuk mengurangi kerugian produksi ikan akibat timbulnya wabah penyakit.

1. Sanitasi kolam

Sanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, penjemuran, dan pengapuran bak/ kolam dengan kapur tembok Ca(OH)2 sebanyak 200 g/m yang ditebarkan merata di permukaan tanah dasar kolam dalam keadaan macak-macak. Kondisi ini dibiarkan selama 7 - 10 hari, setelah itu barulah kolam diairi dan siap ditebari ikan. Bahan lain yang bisa digunakan yaitu kalium permanganat (PK) yang ditebarkan pada kolam berair sebanyak 10 - 20 g/m3 air dan dibiarkan selama 1 jam. Ikan - ikan dimasukkan setelah air berubah normal kembali karena adanya penggantian air.

2. Sanitasi ikan tebaran

Ikan yang akan ditebarkan diperiksa dahulu, apabila menunjukkan gejala kelainan atau sakit harus dikarantina untuk diobati.  Ikan tebaran yang dianggap sehat pun harus direndam dalam larutan PK (20 g/m3 air), malachyte green (40 mg/ 10 liter air), atau dengan formalin (1 cc/10 liter air) masing - masing selama 10 - 15 menit.

Sanitasi Benih Tebar

3. Sanitasi perlengkapan dan peralatan

Perlengkapan atau peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaan suci hama, yaitu dengan cara merendamnya dalam larutan PK atau larutan kaporit selama 30 - 60 menit. Pengunjung dari luar pun tidak boleh sembarangan memegang dan atau mencelupkan bagian tubuh ke dalam media air pemeliharaan sebelum disucihamakan.

4. Menjaga lingkungan tempat budi daya

Upaya perlindungan dan gangguan hama dan parasit ikan adalah dengan menjaga lingkungan tempat budidaya dan perairan.  Pematang kolam dibersihkan dan tumbuhan air yang sering menjadi tempat persembunyian hewan darat seperti ular dan kodok. Pohon yang rindang dikurangi agar tidak menghalangi masuknya sinar matahari. Setiap kolam/bak diusahakan mendapat pemasukan air yang baru dan masih segar. Selain itu, bahan - bahan organik seperti sampah yang memungkinkan masuk ke dalam wadah budidaya dikurangi.