Kamis, 06 Mei 2021

MENJAGA KESEHATAN IKAN

Serangan Hama dan Penyakit Ikan

Penyakit menjadi salah satu kendala yang sulit diprediksi dan bisa datang secara tiba-tiba. Namun, penyakit tersebut dapat dikendalikan agar penyebarannya tidak begitu masif sehingga tidak menimbulkan dampak yang terlalu buruk. Penanganan penyakit ikan yang perlu dilakukan antara lain pencegahan, pengobatan, pemusnahan, dan pemulihan.

Pencegahan

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan ikan. Caranya dapat dilakukan dengan memberikan suplemen, vitamin, bahan aditif, dan pakan dengan gizi yang seimbang. Pencegahan penyakit juga kerap dilakukan dengan pemberian vaksinasi agar daya tahan tubuh ikan menjadi lebih kuat. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan penerapan biosekuriti yang benar, seperti menggunakan benih, calon induk, dan induk yang bermutu. Pakan dan obat ikan yang diberikan berkualitas serta terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Biosekuriti juga mencakup pengelolaan lingkungan budidaya, sterilisasi seluruh peralatan yang digunakan dalam proses budidaya termasuk kendaraan dan tenaga kerja yang bekerja, serta pembatasan lalu lintas pekerja, peralatan, dan kendaraan di unit budidaya.

Pengobatan

Jika ikan sudah telanjur terjangkit penyakit, langkah pengobatan yang dilakukan harus sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang. Pengobatan harus menggunakan obat yang sudah terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pelaksanaan pengobatan harus dicatat dan didokumentasikan agar memiliki data yang akurat tentang kondisi ikan budidaya. Sisa pengobatan seperti alat perendaman dan alat suntik yang digunakan harus segera dilakukan pengolahan agar tidak mencemari lingkungan. Hal serupa juga perlu dilakukan pada kemasan obat atau obat yang sudah kedaluwarsa.

Pemusnahan

Langkah pemusnahan perlu dilakukan pada ikan yang mati akibat penyakit, ikan yang diduga terkena penyakit tertentu, dan ikan yang terinfeksi penyakit penting dengan tingkat serangan mencapai lebih dari 60 persen. Pemusnahan dapat dilakukan dengan bahan kimia, pembakaran, atau penguburan.

Pemulihan 

Pasca pengobatan, ikan perlu diberikan perlakuan pemulihan agar penyakit tidak menyerang kembali. Pemulihan dapat dilakukan dengan pembersihan dan desinfeksi unit pembudidaya ikan serta penggantian dengan menggunakan induk, calon induk, atau benih yang bebas penyakit.

Selasa, 04 Mei 2021

MANAJEMEN PAKAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM BUDIDAYA LELE

Pakan Pabrik

Budidaya lele yang dilakukan secara intensif membutuhkan pakan pelet buatan pabrik secara penuh lantaran pembudidaya menginginkan hasil panen dalam waktu yang singkat. Pakan pelet ikan lele dapat membuat ikan dipanen setelah berumur dua bulan dengan ukuran yang seragam. Sementara itu, jika menggunakan pakan tradisional, membutuhkan waktu selama 3-4 bulan dengan ukuran 60 persen tidak seragam.

Pakan pelet ikan lele yang beredar di pasaran terdapat dua macam, yakni pelet terapung dan pelet tenggelam. Pelet terapung saat ditebar di kolam akan terapung sebelum tenggelam. Sementara itu, pelet tenggelam biasanya langsung tenggelam atau melayang beberapa saat di dalam air, kemudian langsung tenggelam.

Pakan pelet yang beredar di pasaran ada yang berupa tepung atau butiran dengan berbagai ukuran. Pakan pelet yang dibuat pabrik umumnya mengandung nutrisi yang sesuai bagi lele.

Jumlah pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan mengacu pada berat tubuh ikan. Jumlah pakan yang dapat diberikan untuk lele per harinya sekitar 3-6 persen dari bobot ikan yang dipelihara. Namun, persentase tersebut bersifat fleksibel. Oleh karena itu, jumlahnya dapat lebih atau kurang sesuai dengan nafsu makan ikan saat itu.

Secara umum, perhitungan kebutuhan pakan lele ada dua cara, yaitu berdasarkan bobot total ikan dan umur tebar. Jika perhitungan berdasarkan bobot total ikan, asumsi persentase pakan 5 persen dari bobot total lele. Setelah 10 hari pemeliharaan, dilakukan sampling ikan. Jika bobot badan ikan bertambah dari bobot awal, pemberian pakan ditambah dua kali lipat. Menjelang masa panen, sekitar dua minggu, persentase pakan dikurangi menjadi 2-3 persen dari bobot total.

Waktu pemberian pakan bisa dilakukan pagi, siang, sore, atau malam hari, bergantung pada nafsu makan ikan. Mengingat lele termasuk hewan nokturnal, sebaiknya sebagian pakan diberikan sore atau malam hari karena nafsu makan lele tinggi. Jadwal pemberian pakan pada pagi pukul 07:00, siang pukul 12:00, sore pukul 17:00, dan malam hari pukul 22:00.

Frekuensi pemberian pakan lebih tinggi jika ikan masih kecil. Frekuensi pemberian pakan saat ikan masih kecil bisa 4-5 kali sehari, sedangkan ikan yang sudah besar cukup tiga kali sehari. Cara pemberian pakan dengan menaburkannya secara merata sedikit demi sedikit di setiap sisi kolam agar ikan mendapat jatah yang sama.

Ukuran pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan ukuran bukaan mulut ikan. Semakin besar ukuran bukaan mulut ikan, akan semakin besar juga ukuran pakan yang diberikan.