Sabtu, 05 Januari 2019

TEKNIK PENGAMBILAN TELUR GURAMI


Faktor terpenting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
  • Telur ikan banyak mengandung lemak, telur yang pecah akan meninggalkan lapisan lemak yang dapat menjadi tempat pembiakan bakteri. Oleh karena itu lapisan air yang mengandung lemak ini harus dibuang.
  • Telur dan larva sangat peka terhadap cahaya, karenanya kolam pemijahan harus terlindung dari cahaya yang terlalu kuat, misalnya di tepian kolam ditanami dengan pohon talas berdaun lebar (daunnya dapat digunakan sebagai pakan buatan).
  • Larva yang baru menetas suka melekat pada substrat dengan kelenjar kepalanya, sehingga pada perawatan larva (baik di baskom, di brokoh, atau di kolam) perlu diberi tanaman air berakar mengapung sebagai tempat menempelnya larva seperti Enceng Gondok (Eishomia sp.), Kol air (Pistia Sp.), Apon-apon (Selvinia sp.) atau Mata lele (Azolla sp.)
  • Benih ikan pada umur 2 – 4 minggu baru mampu makan pakan tambahan yang diberikan seperti dedak halus, tepung ikan, dan lain-lain. Pada usia tersebut Labirin sebagai organ pernapasan tambahan mulai terbentuk, yang ditandai seringnya ikan menghirup udara.
  • Masa kritis dari kelangsungan hidup ikan Gurami terjadi pada periode pergantian makanannya dari cadangan makanan berupa kuning telur ke makanan alami yang ada di lingkungan hidupnya, oleh karena itu pada masa-masa ini perlu penanganan yang hati-hati.
Dalam tahapan ini ada dua cara perawatan telur dan larva yaitu:
  • Telur diambil dari sarang dan ditetaskan dalam Paso, Brokoh, Baskom, atau Akuarium.
  • Larva diambil dari sarang setelah berumur kurang lebih  7 hari
Setelah induk-induk memijah, sarang yang telah ada telurnya diambil yaitu 1 – 2 hari setelah terjadi pemijahan, dengan cara sebagai berikut:
  • Menyediakan peralatan yang berupa wadah (baskom, ember, atau brokoh), gayung air atau mangkok dan sendok. 
  • Wadah tadi diisi dengan air kolam, kemudian ditempatkan di muka sarang yang akan diambil larvanya agak dimiringkan menghadap sarang.
  • Ambil sarang dari dalam sosog dan masukkan ke dalam wadah tadi, dengan posisi lubang sarang menghadap ke atas.
  • Setelah sarang diambil, lubang sarang tadi dibuka dengan hati-hati kemudian dengan sedikit ditekan maka telur-telur akan keluar dan mengapung di permukaan air.
  • Selanjutnya telur-telur tadi diambil dengan menggunakan sendok dan ditaruh ke dalam baskom lainnya yang sudah berisi air bersih. Untuk mengambil telur yang masih tertinggal dalam sarang urailah sarang tersebut dimulai dari bagian luar dan bahan sarang dicuci dan dijemur untuk digunakan kembali, telur yang tersisa diambil dengan sendok.
  • Setelah semua telur berada dalam baskom, maka secara berulang-ulang diadakan pemindahan telur-telur tadi ke baskom lain yang berisi air bersih. Perlakuan “pencucian” ini dilakukan sampai telur bersih dari lemak.